Minggu, 14 Agustus 2011
MEF yang ideal guna mengimbangi peningkatan kekuatan India, China, dan beberapa negara ASEAN
Konflik Kepualauan Spratley oleh China dengan beberapa negara ASEAN setidaknya memaksa Indonesia untuk turut andil guna membantu setidaknya mengurangi ketegangan di kawasan bersengketa tersebut. Walaupun dalam letak geografis Indonesia tidak begitu terpengaruh oleh konflik tersebut.

Pengaruh dari konflik Spratley telah mendorong beberapa negara di kawasan ASEAN untuk berlomba-lomba meningkatkan kemampuan armada tempurnya. Sebut saja Vietnam dengan pembelian senjata 6 kapal selam diesel elektrik kelas Kilo dan 24 Sukhoi 30 dari Rusia, Malaysia dengan tambahan 2 kapal selam disesel elektrik kelas Scorpen dari Perancis, serta yang baru-baru terjadi Filipina yang dalam beberapa tahun belakangan jarang membeli alutsisa lethal ikut-ikutan menambah 2 unit sekelas fregat kapal perang penjaga pantai ex US coast guard.

Indonesia dalam hal ini bertindak sebagai "Yang dituakan" di kawasan ASEAN sudah seharusnya memberikan perhatian lebih tidak hanya sekedar urusan diplomatik. Peningkatan anggara pertahanan kawasan ASEAN sudah sepatutnya diimbangi dengan adanya tambahan alutsista baru TNI yang apabila kita tracking melalui situs-situs internet tidak ada yang benar-benar lethal atau tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah penduduk terbesar di ASEAN. Hal ini dapat dibandingkan dengan sebagai contoh Singapura negara kecil dengan luas hampir sama dengan Jawa Barat memiliki sejumlah alutsista yang mematikan dan boleh dibilang berlebih jika dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya.

Bagaimana dengan Indonesia yang digadang-gadang akan memenuhi prinsip MEF untuk alutsistanya. Berikut penjelasan MEF menurut beberapa sumber dan prediksi dari saya pribadi :

TNI AD :
> Jumlah personel 328.517 reguler dan 400.000 cadangan
> MBT jenis T-90: 150 unit, Light Tank jenis Scorpion: 500 unit, IFV jenis K-20: 1.000 unit, APC jenis Anoa: 1.000 unit, Panser Kanon jenis tarantula: 250 unit
> Helikopter serbu berat jenis Mi-35: 20 unit, helikopter serbu ringan jenis NBO-105 30 unit, helikopter serbu angkut personel jenis Mi-8 30 unit, helikopter angkut jenis Super Puma 20 unit.
> 5 Batalion Arhanud dengan kemampuan sekelas S-300 Triumph ditempatkan di Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

TNI AL :
> 2 Kapal Selam Tipe 209, 4 Kapal Selam Kelas Changbogo, 4 Kapal Selam Kelas Kilo
>10 Fregate dengan kemampuan anti udara 8 X C-805, 8 X Mistral, anti permukaan 8 X P-800 Onyx Yakhont, dan anti kapal selam dengan 8 X SUT torpedo dan Roket RBU 6000, selain itu juga dilengkapi meriam oto melara, penangkis serangan udara sekelas Phalanx, dan masing-masing 1 helikopter ASW jenis NAS 332 Super Puma.
> 20 Korvet dengan kemampuan anti udara 8 X Mistral, anti permukaan 8 X C-802, anti kapal selam 8 X SUT torpedo, meriam oto melara dan penangkis serangan udara sekelas Phalanx, masing-masing dilengkapi 1 helikopter ASW jenis NBO 105.
> 20 Kapal Cepat Rudal dengan kemampuan anti udara sekelas Phalanx, anti permukaan dengan 8 X C-705, dan anti kapal selam Roket RBU 6000.
> 10 LSD kelas Makassar
> 10 LST
> 1 LHD sekelas Canberra class
> 10 unit CN 235 MPA
> 5 unit CN 235 ASW dilengkapi 4 X rudal Harpoon
> 20 unit CN 219 MPA
> 10 unit helikopter NAS 332 untuk angkut personel
> 5 unit CN 235 untuk angkut personel (Paratroopers)

TNI AU :
> 36 unit F-16 Blok C/D
> 24 unit SU 30
> 16 unit F-50 Golden Eagle
> 16 unit Super Tucano
> 12 unit F-5 tiger
> 40 unit Hawk 100/200
> 4 unit CN 235 AWACS
> 8 unit Hercules versi tanker
> 40 unit Hercules tipe J (Angkut Personel)
> 1.000 unit QW 3 rudal manpads untuk Paskhas
posted by kholifaur @ 17.57   0 comments
Jumat, 27 Mei 2011
PT. DI Akan Rakit T/F-50 untuk TNI
Indonesia telah mengalokasikan 400 juta USD untuk membeli 16 unit KAI T-50 jet latih terbaru melalui fasilitas kredit ekspor.

Menurut Enes Park, Wakil Presiden Eksekutif KAI, bahwa Menteri Pertahanan RI telah menandatangani persetujuan pembeliannya pada hari rabu mendatang. Dalam perjanjian tersebut diharuskan bahwa pengiriman pesawat dalam jangka waktu 18 bulan sejak ditandatangani perjanjian tersebut.

Pengumumuan pembelian pesawat tersebut merupakan bentuk tindak lanjut dari surat pemerintah Indonesia yag dikirim pada 12 April 2011 kepada KAI, perusahaan manufaktur pesawat T-50 sebagai tindak lanjut penggantian pesawat latih lawas BAE Hawk MK 53. Surat tersebut dapat dikatakan ketegasan pemerintah Indoneseia dalam membeli pesawat buatan Korea tersebut dengan menyingkirkan kompetitor dari T-50, seperti L-159 dan Yak-130.

16 mesin jet General Electric F 404 akan diproduksi di fasilitas KAI di Sacheon, Korea Selatan. Mesin tersebut akan dikapalkan ke Indonesia dengan kondisi terpisah, dimana PT. DI yang akan menyelesaikan perakitannya.

posted by kholifaur @ 18.26   0 comments
Jumat, 13 Mei 2011
Menyambut Datangnya Alutsista Baru
Berita kepastian hibah 24 + 6 reserved F-16 ex USAF pada Desember ini membawa harapan akan terbentuknya suatu skuadron udara yang boleh disebut mengimbangi kekuatan udara setidaknya di wilayah ASEAN. Saat ini TNI AU sudah memiliki 10 unit F-16, sehingga total F-16 menjadi 34 unit, ditambah lagi Sukhoi yang akan digenapi menjadi 16 unit. Adapun total pesawat combatan TNI AU menjadi 122 unit (Setelah ditambah 10 unit Hawk MK 53, 8 unit Hawk 109, 29 unit Hawk 209, dan 15 F-5). Namun semua itu juga masih ada kemungkinan penambahan 12 unit T-50 dari Korsel.

Lain halnya dengan pesawat combatan bermesin jet. TNI AU juga akan kedatangan 16 unit Super Tucano yang mulai tiba pada tahun 2012. TNI AL juga sudah berbenah untuk menyambut kedatangan 2 unit kapal selam kelas Changbogo tipe 209 dan 1 unit fregat PKR Sigma. Begitupula dengan TNI AD yang akan menyambut datangnya 165 unit Tank berbagai jenis dalam waktu dekat.

Kedatangan sejumlah alutsista baru dilain sisi menambah kekuatan tempur TNI, namun disisi lain sangat bertolak belakang dengan komitmen pemerintah yang jelas-jelas sudah dibentuk UU Revitalisasi industri pertahanan. Industri pertahanan dalam negeri kemungkinan hanya akan menjadi penonton datanganya sejumlah alutsista canggih dari negara luar.

Alih-alih tentang masih belum bisa diproduksinya alutsista tersebut di dalam negeri membuat impor alutsista menjadi semakin halal. Ironi memang uang sejumlah 7 milyar USD kalau diinvestasikan untuk pengembangan industri pertahanan dalam negeri akan sangat membantu terutama dalam pembiayaan awal produksi, sehingga tidak perlu repot cari pinjaman bank sana-sini.

Semoga kedatangan alutsista baru ini setidaknya mendatangkan kontribusi bagi industri pertahanan dalam negeri setidaknya dengan pola TOT dari negara pengekspor alutsista...
posted by kholifaur @ 18.13   0 comments
Jumat, 15 April 2011
Kekuatan TNI era 1960 s/d 1965


Kekuatan militer indonesia era 1960 adalah salah satu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan belanda sudah tidak sebanding dengan indonesia, dan amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru uni sovyet.

Pada tahun 1960, belanda masih bercokol di papua. Melihat kekuatan republik indonesia yang makin hebat, belanda yang didukung barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali belanda.
Presiden sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat “trikora” di yogyakarta, dan isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka papua buatan kolonial belanda.
2. Kibarkan sang saka merah putih di seluruh irian barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.



Berkat kedekatan indonesia dengan sovyet, maka indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, us$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.



Kekuatan utama indonesia di saat trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan sovyet dari kelas sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah kri irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali indonesia. (kapal-kapal terbaru indonesia sekarang dari kelas sigma hanya berbobot 1600 ton).



angkatan udara indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic mig-21 fishbed.
2. 30 pesawat mig-15
3. 49 pesawat tempur high-subsonic mig-17.
4. 10 pesawat supersonic mig-19.

Pesawat mig-21 fishbed adalah salah satu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih amerika saat itu, pesawat supersonic f-104 starfighter dan f-5 tiger. Sementara belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan perang dunia ii seperti p-51 mustang.



Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat mig-21 dan mig-17 di perang vietnam sampai mendorong amerika mendirikan united states navy strike fighter tactics instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama top gun.

indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis tu-16 tupolev (badger a dan b). Ini membuat indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu amerika, rusia, dan inggris. Pangkalannya terletak di lapangan udara iswahyudi, surabaya.



Bahkan china dan australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang as-1 kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur barat.

Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas whiskey, puluhan kapal tempur kelas corvette, 9 helikopter terbesar di dunia mi-6, 41 helikopter mi-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat antonov an-12b. Total, indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, ak-47.

Ini semua membuat indonesia menjadi salasahtu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga amerika di bawah pimpinan john f. Kennedy memaksa belanda untuk segera keluar dari papua, dan menyatakan dalam forum pbb bahwa peralihan kekuasaan di papua, dari belanda ke indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.
posted by kholifaur @ 20.05   0 comments
Kamis, 31 Maret 2011
Rafale VS Sukhoi 35 E
(Gambar: Rafale on taxiing)

Rafale merupakan pesawat tempur generasi 4,5 buatan Dassault Aviation Perancis, Debut Raffale dimulai pada 4 juli 1986 dan mulai terdengar keampuhan teknologinya baru-baru ini saat perang antara tentara koalisi dengan Rezim Khadafi. Rafale disinyalir telah melumpuhkan beberapa obyek pertahanan udara vital dan pesawat tempur. Namun sebuah pertanyaan muncul apakah kesaktian Rafale yang disebut oleh produsen Dassault Aviation sebagai Omnirole (Maha bisa) bukan Multirole seperti yang banyak disebut sebagai (Multi peran) bagai pesawat tempur buatan barat dan Rusia sudah sebanding dengan musuh yang dihadapinya..? Nyatanya tidak demikian pesawat tempur yang dihajarpun tak lebih dari sebuah pesawat tempur latih/ringan lawas buatan tahun 80an Soko Galib buatan Yugoslavia dan artileri pertahanan udaranya tak lebih dari rudal jarak pendek dan kanon anti udara yang pengaruhnya sangat kecil untuk menjatuhkan sebuah Rafale.

Memang kemampuan Rafale yang half stealth (sulit dideteksi radar) dan radar AESA yaitu Radar Susunan Terpindai Elektronis Aktif yang dapat mengenali dan menembak musuh lebih dari satu target membuat Rafale pantas menyandang sebutan Omnirole, namun perlu dilihat pula bahwa harga 1 unit Rafale masih sangat mahal bagi negara dengan budget militer pas-pasan, per unitnya untuk ekspor dibanderol sekitar 90 juta dollar, belum termasuk persenjataan dan maintenance.

Berikut performa Raffale (Sumber: Wikipedia)

Karakteristik umum

* Kru: 1–2
* Panjang: 15,27 m
* Lebar sayap: 10,80 m
* Tinggi: 5,34 m
* Luas sayap: 45,7 m²
* Bobot kosong: 9.500 kg (C), 9.770 kg (B),[76] 10.196 kg (M)
* Bobot maksimum lepas landas: 24.500 kg (C/D), 22.200 kg (M)[77]
* Mesin: 2× Snecma M88-2 mesin turbofan
o Dorongan kering: 50,04 kN masing-masing
o Dorongan dengan pembakar lanjut: 75,62 kN dengan M88-Eco (>90 kN setelah
tahun 2010) masing-masing

Kinerja

* Laju maksimum:
o Ketinggian tinggi: 2.390 km/jam [76]
o Ketinggian rendah: 1.390 km/jam
* Jarak jangkau: 3.700+ km
* Radius tempur: 1.852+ km pada misi penetrasi
* Batas tertinggi servis: 16.800 m
* Laju panjat: 304,8+ m/s
* Beban sayap: 326 kg/m²
* Dorongan/berat: 1,13

Persenjataan

* Senjata api: 1× 30 mm (1,18 inci) GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan
* Titik keras: 14 untuk Angkatan Udara Perancis (Rafale B,C), 13 untuk Angkatan
Laut Perancis (Rafale M) dengan kapasitas 9.500 kg bahan bakar eksternal dan
persenjataan,
* Rudal:
o Udara-ke-udara:
+ MICA IR/EM atau
+ Magic II dan di masa depan
+ MBDA Meteor
o Udara-ke-tanah:
+ MBDA Apache atau
+ SCALP EG atau
+ AASM atau
+ GBU-12 Paveway II atau
+ AM 39 Exocet atau
+ Rudal nuklir ASMP-A
* Lainnya:
o Poda penentu sasaran Thales Damocles
o Poda pengintaian RECO NG
o sampai 5 drop tangki
o Rafale dapat juga memuat poda pengisian bahan bakar Rafale-ke-Rafale[78]

Avionik

* Radar Thales RBE2
* Sistem peperangan elektronik Thales SPECTRA.
* Sistem pencarian dan pelacakan infra merah Thales/SAGEM OSF (Optronique
Secteur Frontal).

(Gambar: SU 35 E Super Flanker)

Sukhoi 35 E (Super Flanker) merupakan pesawat tempur multi peran layaknya Raffale, namun dengan sederet embel-embel dibelakangnya, seperti kelas berat, berjelajah panjang, bermuatan berat, dll. Pesawat ini hasil rancangan Mikhail Simonov seorang Sarjana Teknik Penerbangan yang mengawali debut pertamanya bersama Sukhoi pada tahun 1950.

Sukhoi Su-35 adalah versi perbaikan dari Sukhoi Su-27, dan pada mulanya didesain sebagai Su-27M. Pengembangan Su-27M bermula pada awal dasawarsa 1980-an.[10] Sebuah purwarupa Su-27M (T-10S-70) pertama diluncurkan pada tahun 1988. Perubahan dari Su-27 di antaranya kanard, mesin yang dinaikkan kualitasnya, radar baru, dan sistem kendali fly by wire digital.[11] Perubahan lainnya di antaranya kokpit kaca, probe pengisian bahan bakar di udara, gir moncong roda-kembar, radar yang lebih canggih, dua penyangga tambahan di bawah sayap, kapasitas bahan bakar yang lebih besar, dan sirip ekor yang lebih lebar dengan ujung serat karbon horizontal.

Purwarupa pertama dipamerkan pada tahun 1992 di Pameran Dirgantara Farnborough.[13] Sukhoi mengubah desainnya untuk pesawat tempur dari Su-27M hingga Su-35 pada tahun 1993.[10] Sepuluh purwarupa Su-35 dibuat, empat di antaranya adalah ubahan Su-27 enam lainnya adalah sama sekali baru.[14] Tiga produksi Su-27M selesai dilakukan pada tahun 1996 dan diserahkan kepada Angkatan Udara Rusia (VVS) pada tahun itu juga untuk diujicoba.[15] Lima Su-35 digunakan oleh Tim Aerobatik Rusia. Secara keseluruhan 15 pesawat Su-35 (Su-27M) yang laik terbang telah diproduksi, termasuk di antaranya sebuah purwarupa Su-35UB dengan dua tempat duduk.[1] Dua dari Su-35 dimodifikasi menjadi Su-37 pada pertengahan akhir dasawarsa 1990-an.[16] Su-35 dijuluki dengan sebutan "Super Flanker".

Meskipun purwarupa asli Su-27M/Su-35 tidak pernah memasuki deretan produksi, ada banyak perbaikan yang diajukan yang disertakan ke dalam varian ekspor Su-27, misalnya Sukhoi Su-30MKI. Tetapi, Angkatan Udara Rusia tidak menerima varian yang lebih maju dan tetap menggunakan armada Su-27 yang diterima pada masa Soviet dulu, dengan sedikit tambahan Su-30 (Sumber: Wikipedia)

Debut pertempuran sukhoi 35 E memang belum pernah terjadi secara langsung dan terbuka apalagi dog fight namun SU 27 sempat digunakan dalam skala terbatas saat pertempuran 5 hari di Georgia pada tahun 2008 lalu, tidak seperti pesawat-pesawat tempur milik negeri paman sam semisal F-14, F-15, dan F-16, bahkan F-22 Raptor sekalipun pernah terlibat langsung dalam berbagai pertempuran aktif, bisa dimaklumi memang neger tersebut memiliki posisi yang penting sebagai polisi dunia..

Berikut data statis SU 35 E (Super Flanker) (Sumber: Wikipedia)

Karakteristik umum

* Kru: 1
* Panjang: 21,9 m
* Lebar sayap: 15,3 m
* Tinggi: 5,90 m
* Luas sayap: 62,0 m²
* Berat kosong: 18.400 kg[48]
* Berat terisi: 25.300 kg
* Berat maksimum lepas landas: 34.500 kg
* Mesin: 2× Saturn 117S dengan turbofan TVC
o Dorongan kering: 8.800 kgf[49] (86,3 kN) masing-masing
o Dorongan dengan afterburner: 14.500 kgf masing-masing

Kinerja

* Kecepatan maksimum: Mach 2,25[43] (2.390 km/h,[46]) pada ketinggian
* Jarak jangkau: 3.600 km ; (1.580 km di atas daratan)
* Jarak jangkau feri: 4.500 km dengan tangki bahan bakar tambahan
* Batas tertinggi terbang: 18.000 m
* Laju panjat: >280 m/s
* Beban sayap: 408 kg/m²
* Dorongan/berat: 1,1

Persenjataan

* 1 × 30 mm kanon internal Gryazev-Shipunov GSh-30-1 dengan 150 putaran
* 2 × rel ujung sayap untuk peluru kendali udara ke udara R-73 (AA-11 "Archer")
atau poda ECM
* 12 × stasiun rangka dan sayap untuk sampai 8.000 kg artileri, termasuk peluru
kendali udara ke udara, peluru kendali udara ke darat, roket, dan bom seperti:
* Vympel R-27: R-27R, R-27ER, R-27T, R-27ET, R-27EP, R-27AE
* Vympel R-77: R-77, dan R-77M1, R-77T yang diajukan
* Vympel R-73: R-73E, R-73M, R-74M
* Kh-31: Kh-31A, Kh-31P (Peluru kendali anti-radiasi)
* Kh-35: Kh-59
* Kh-29: Kh-29T, Kh-29L
* Bom terpandu laser KAB-500
* Bom terpandu laser KAB-1500
* Bom terpandu laser LGB-250
* 250 kg bom tak-terpandu FAB-250
* 500 kg bom tak-terpandu FAB-500
* Roket terpandu laser S-25, roket tak-terpandu S-250
* Poda roket tak-terpandu S-8
* Poda roket tak-terpandu S-13

Avionik

* Irbis-E PESA

Berikut data statis umum perbandingan Rafale VS Sukhoi 35 E (Sumber: Wikipedia)

* Dimensi pesawat Rafale masih lebih kecil daripada SU 35, dimana dimensi yang
lebih kecil akan menyulitkan radar dalam memndeteksi pesawat, skor (1 : 0)
* Mesin Rafale adalah Snecma M88-2 turbofan dengan dorongan kering(tanpa after
burner 50,04 kN sementara SU 35 86,3 kN dan dorongan dengan afterburner
masing-masing sebesar 90 kN dan 145 kN, mesin jet SU 35 memiliki daya
dorong yang lebih besar, hal ini akan berbanding lurus dengan kemampuannya
dalam menggotong senjata, skor (0 : 1)
* Kecepatan pesawat, kedua pesawat mampu melesat di atas Mach 2 sekitar 2.300 Km
/jam, skor (0 : 0)
* Jarak jangkau Fery (dengan tambahan tabung BBM ekstra) Rafale mampu melesat
sejauh 3.700 Km sementara SU 35 sejauh 4.500 Km, skor (0 : 1)
* Batas service ceiling (maksimum tinggi terbang), dimana erat kaitannya dengan
fungsi intai dan manuver saat dog fight, Rafale mampu terbang setinggi 16.800
meter sementara SU 35 setinggi 18.000, skor (0 : 1)
* Laju panjat (erat kaitanya dengan manuver ability saat dog fight dan
kemampuan mengelak rudal musuh), Rafale mampu melaju dengan kecepatan 304,8
m/dtk sementara SU 35 sebesar 280 m/dtk, skor (1 : 0)
* Beban sayap (erat kaitannya dengan kemampuan membawa senjata berupa rudal dan
sejenisnya), dalam sayap Rafale mampu menahan beban sebesar 326 kg/m2,
sementara SU 35 sebesar 408 kg/m2, skor (0 : 1)
* Perbandingan dorongan mesin dan berat pesawat (erat kaitannya dengan
kemampuan manuver/kelincahan pesawat), Rafale sebesar 1,13 sementara SU 35 sebesar
1,1 walau bobot SU 35 lebih berat namun tidak mengurangi kemapuannya bermanuver,
skor (0 : 1)
* Avionik Radar (erat kaitannya untuk mendeteksi musuh) Rafale mengandalkan radar
Thales RBE2, sistem peperangan elektronik SPECTRA dan sistem pelacakan infra
merah SAGEM OSF yang dapat mengendus obyek sejauh 100 s/d 120 Km sementara SU 35
mampu mencium obyek sejauh 400 Km, skor (0 : 1)
* Harga, dari semua hal kesaktian suatu produk pesawat tempur harga selalu menjadi
patokan disamping juga kemampuannya, harga 1 unit Rafale dibanderol sebesar 90
juta dollar untuk pasar ekspor, sementara SU 35 dengan seabrek kesaktiannya
sekitar 60 juta dollar, skor (0 : 1).

Secara umum total skor untuk Rafale adalah 2 sementara SU 35 adalah 7 (2 : 7), jadi apabila ada pertempuran di atas langit Libya dimana peran omnirole Rafale sangat diagung-agungkan, apabila ditandem dengan lawan yang sepada seperti SU 35 E Super Flanker, boleh jadi akan menjadi bangkai besi di darat, kemampuan SU 35 saat ini untuk pesawat sejenis generasi 4 ++ atau 4,5 masih yang teratas...
posted by kholifaur @ 19.29   5 comments
Selasa, 29 Maret 2011
Kapal Selam Efek Deteren Yang Menakutkan
Masih hangat dalam memori kita beberapa peperangan yang terjadi dalam kurun waktu 1990 s/d 2011 ini. Sebut saja Perang Teluk I dan II, Irak, Afghanistan, dan terakhir Libya. Memang sosoknya masih kalah pamor dibandingkan dengan hingar bingarnya jet-jet tempur canggih AS dan sekutunya, namun coba kita perhatikan lebih dalam bahwa sebelum jet-jet tempur mengudara kapal selamlah yang pertama kali ambil bagian dari seluruh pertempuran yang menghabiskan dana milyaran dollar tersebut.

Walaupun berada di bawah kolom air, namun kemampuannya untuk melumat berbagai obyek vital militer dipermukaan seperti pangkalan udara benar-benar sangat mematikan. Kapal Selam bertanaga nuklir semisal USS Los Angeles atau lebih gila lagi kapal selam kelas Typhoon Rusia mampu berendam di bawah kolom air hingga 400 meter dalam jangka waktu sekitar 4 bulan tanpa harus naik ke permukaan. Selain itu operasional kapal selam ini mampu menmbus perairan tropis hingga dingin, perairan dangkal atau dalam.

Dapat dibayangkan fungsi lethal dari kapal selam tersebut, sunyi, senyap, sulit dideteksi musuh, namun sekali serang dapat sangat mematikan bagi musuh. Pernah ada case di perairan Nusa Tenggara dimana pada saat itu kapal selam kita sedang mengalami kerusakan pada bagian pumping untuk menyedot air saat menyelam, pada saat yang bersamaan kapal perang AS jenis fregat berada pada zona ekonomi eksklusif RI, menurut mereka kapal perangnya sedang dalam pengintaian kapal selam RI, dengan sopannya komandannya mengirimkan pesan permohonan maaf dan hendak keluar dari zona tersebut.

Memang harga sebuah kapal selam nuklir sangat mahal sekitar 2 milyar dollar per unitnya, namun kemampuan lethalnya tidak diragukan lagi. Memang jangan terlalu jauh berbicara tentang kapal selam nuklir, toh Jerman yang telah lama dikenal sebagai produsen kapal selam tidak memiliki kapal selam nuklir namun, kemampuan kapal selam konvensionalnya tetap tidak dapat dipandang sebelah mata, teknologi AIPnya mampu mengurangi kebisingan turbin dan alloy logamnya mampu membuat kapal selam konvensional terbarunya kelas 212 menjadi kapal selam di dunia yang berkemampuan siluman.

Berbicara tentang rencana penambahan dua kapal selamnya yang hingga saat ini masih dalam tahap finalisasi antara kilo atau amur class dari rusia dan changbogo class dari Korsel yang bersedia TOT (Transfer of Technology) dengan PT. PAL membuat harapan akan kebangkitan arsenal kita, harapannya PT. PAL mampu menjadi produsen kapal selam pertama di Asia Tenggara...
posted by kholifaur @ 01.16   1 comments
Jumat, 25 Maret 2011
Perlunya satuan AWACS
Perang antara pasukan koalisi dengan rezim Moammar Khadafi yang erat kaitannya dengan penghancuran artileri udara atau kekuatan militer berbasis udara. Kita saksikan saja jet-jet tempur canggih Rafale, F-16 Blok D, dan tak ketinggalan AWACS.

Kenapa dalam pertempuran ini peran AWACS boleh disebut memiliki peran strategis..? Pertama AWACS itu sendiri berfungsi sebagai peringatan dini terhadap obyek yang berada di wilayah udara, sepeti pesawat tempur, rudal permukaan, atau rudal udara-udara. Kedua sebagai kontrol bagi teman baik itu yang berada di udara, laut, atau darat. Karena bagaimanapun juga AWACS memiliki jangkauan hingga 400 Km yang meliputi wilayah darat, laut, dan udara.

Oleh karena itu tugas AWACS sebagai kapal patroli sangat penting, terutama bagi negara yang memiliki wilayah yang luas seperti Indonesia, tetapi saat ini kita hanya mengandalkan pesawat yang hanya memiliki fungsi patroli maritim dimana fungsi utamanya untuk mengawasi laju kapal perang dan kapal selam bagi yang dilengkapi tambahan sonar untuk ASW (Anti Sub Marine Warfare).

Memang saat ini kita (PT. DI) telah mampu mengembangkan CN 235 versi MPA (Maritime Patrol Aircraft) yang dapat menampilakn data visual obyek yang berada di laut atau darat. Lain halnya dengan fungsi AWACS yang memantau pergerakan obyek di udara, semisal jangkauan maksimal radar Sukhoi sekitar 80 mil, dapat dibantu dengan adanya fungsi AWACS apabila ada musuh yang masuk pada diluar jangkauan radar Sukhoi, sehingga Sukhoi kita dapat dengan segera mengintercept atau mempersiapkan combat systemnya lebih awal.

Saya optimis apabila ada dukungan pemerintah CN 235 pun dapat difungsikan seperti AWACS, toh untuk mendapatkan radarnya sudah banyak dijual di pasar ekspor senjata. Semoga kedatangan AWACS dapat terealisasi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
posted by kholifaur @ 02.15   0 comments
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates